06 Januari 2025
Seorang sumber yang dekat dengan pemerintahan Suriah mengungkapkan rincian dramatis mengenai pelarian Presiden Bashar al-Assad dari ibukota Damaskus menjelang akhir perang saudara Suriah. Menurut informasi yang dibocorkan, Assad melakukan pelarian yang sangat terencana dengan bantuan dari sekutu terdekatnya, termasuk permohonan terakhir yang disampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum meninggalkan Suriah.
1. Latar Belakang Pelarian Assad
Sejak perang saudara Suriah dimulai pada 2011, Assad telah memimpin pemerintahan Suriah dengan bantuan militer dari Rusia dan Iran. Namun, setelah hampir satu dekade konflik yang menghancurkan negara itu, dan dengan munculnya ancaman besar terhadap pemerintahannya, pelarian Assad menjadi langkah terakhir yang diambil untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya.
- Meningkatnya Tekanan Internasional:
- Pada tahun 2024, dengan situasi di Suriah semakin memburuk dan ancaman dari pemberontak yang semakin kuat, Assad merasa bahwa ia tidak lagi aman di Damaskus. Meski sempat menerima bantuan dari pasukan Rusia dan Iran, kekuasaan Assad semakin tergerus, dan ia memutuskan untuk mengambil keputusan berisiko.
- Momen Kritis:
- Sumber dalam pemerintahan menyebutkan bahwa pelarian itu direncanakan dengan sangat hati-hati, dengan pertimbangan untuk melindungi keluarga serta mencegah jatuhnya pemerintahan Suriah ke tangan kelompok-kelompok yang lebih ekstrem.
2. Permohonan Terakhir kepada Putin
Sebelum melarikan diri, Bashar al-Assad melakukan permohonan terakhir kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan yang digambarkan sebagai sangat emosional, Assad meminta perlindungan dan jaminan dari Putin bahwa ia dan keluarganya akan aman setelah meninggalkan Suriah.
- Keharapan akan Perlindungan:
- “Jika saya jatuh, maka Suriah akan hancur,” kata Assad kepada Putin, menurut sumber yang hadir dalam pertemuan tersebut. Assad meminta Putin untuk memastikan bahwa ia dan keluarganya tidak akan dikhianati oleh sekutunya dan bisa berlindung di Rusia atau negara sahabat.
- Dukungan yang Diberikan Putin:
- Putin, yang selama ini menjadi sekutu utama Assad, dikabarkan memberikan dukungan penuh dan menjanjikan perlindungan terhadap presiden Suriah yang terguling itu. Beberapa informasi menunjukkan bahwa Putin bahkan mengirimkan pasukan Rusia untuk membantu memastikan pelarian Assad berjalan lancar dan tanpa gangguan.
3. Rencana Pelarian yang Cermat
Pelarian Assad diduga direncanakan dengan sangat cermat, melibatkan beberapa pihak yang loyal kepadanya serta pasukan Rusia yang menjaga kerahasiaan pergerakannya.
- Perjalanan Keamanan yang Kompleks:
- Menurut sumber, Assad meninggalkan Damaskus dalam waktu yang sangat singkat dan berpindah-pindah lokasi untuk menghindari serangan udara dari musuh. Sebuah konvoi yang terdiri dari pejabat tinggi dan pengawal pribadi Assad dikabarkan membawa keluarga Assad keluar dari ibu kota Suriah pada malam hari, menggunakan rute yang sudah diperhitungkan sebelumnya untuk menghindari jebakan dan serangan.
- Akhirnya Menemui Perlindungan di Rusia:
- Setelah beberapa minggu bersembunyi di tempat yang aman, Assad akhirnya tiba di Rusia, di mana ia disambut oleh pejabat tinggi Kremlin. Sumber tersebut mengungkapkan bahwa Assad telah diterima dengan tangan terbuka oleh Putin, yang berjanji akan memberikan suaka dan perlindungan, serta menawarkan tempat tinggal yang aman.
4. Dampak Pelarian Assad terhadap Situasi Suriah
Pelarian Assad menandai berakhirnya satu babak dalam konflik Suriah, yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Kepergiannya menimbulkan berbagai spekulasi mengenai masa depan Suriah dan pemerintahan yang akan menggantikan posisinya.
- Kekosongan Kepemimpinan:
- Pelarian Assad menciptakan kekosongan besar dalam kepemimpinan Suriah. Pemberontak dan kelompok-kelompok militan yang telah berjuang melawan rezim Assad kemungkinan akan berusaha mengisi kekosongan tersebut, yang berpotensi menyebabkan ketegangan politik yang lebih besar di negara tersebut.
- Peran Rusia dan Iran di Suriah:
- Kepergian Assad juga meningkatkan peran Rusia dan Iran dalam menentukan arah politik di Suriah pasca-Assad. Kedua negara yang selama ini menjadi sekutu utama Assad berpotensi lebih terlibat dalam upaya membentuk pemerintahan baru yang lebih stabil, atau mungkin melanjutkan peran mereka dalam mengelola negara tersebut.
5. Kesimpulan
Pelarian Bashar al-Assad merupakan sebuah titik balik dalam sejarah Suriah, yang mengguncang tatanan politik di negara tersebut. Dengan bantuan dari sekutunya, termasuk Rusia, Assad berhasil melarikan diri dari ancaman yang semakin besar terhadap dirinya dan keluarganya. Meskipun banyak yang meragukan masa depan Suriah tanpa Assad, peristiwa ini menunjukkan bahwa perang Suriah masih jauh dari selesai dan bisa memasuki fase baru yang lebih kompleks.