07 Maret 2025
Sejumlah bank mulai memperketat kebijakan pemberian kredit dengan lebih selektif dalam memilih nasabah. Dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, perbankan cenderung memprioritaskan nasabah kelas atas yang dianggap memiliki kemampuan finansial lebih stabil. Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko kredit macet yang bisa berdampak pada kesehatan keuangan bank.
Fokus pada Nasabah dengan Profil Keuangan Kuat
Bank kini lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman dan lebih mengutamakan nasabah yang memiliki rekam jejak finansial baik. Calon peminjam dengan pendapatan tinggi, aset yang cukup, serta riwayat kredit yang bersih lebih mudah mendapatkan persetujuan kredit dibandingkan mereka yang memiliki risiko gagal bayar lebih besar.
Langkah ini juga sejalan dengan strategi perbankan dalam menjaga kualitas portofolio kredit agar tetap sehat. Dengan seleksi yang lebih ketat, bank berharap dapat menekan angka non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan mereka.
Sektor Bisnis dan Karyawan Berpenghasilan Tinggi Jadi Prioritas
Dalam beberapa bulan terakhir, perbankan lebih memfokuskan kredit ke sektor bisnis yang memiliki performa kuat dan individu dengan penghasilan tinggi. Pengusaha, profesional, dan karyawan dengan gaji tetap dinilai lebih mampu memenuhi kewajiban pembayaran kredit dibandingkan kelompok ekonomi menengah ke bawah yang lebih rentan terhadap tekanan finansial.
Selain itu, bank juga cenderung mengutamakan pinjaman yang didukung dengan jaminan aset berharga, seperti properti atau kendaraan, untuk mengurangi potensi kerugian jika terjadi gagal bayar.
Dampak bagi Nasabah Menengah ke Bawah
Kebijakan ini membuat masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah menghadapi tantangan lebih besar dalam mengakses kredit. Beberapa dari mereka mungkin harus mencari alternatif pembiayaan lain, seperti fintech atau koperasi simpan pinjam, yang menawarkan proses lebih fleksibel meskipun sering kali dengan bunga yang lebih tinggi.
Meski demikian, beberapa bank tetap membuka peluang kredit bagi nasabah dengan profil risiko lebih tinggi, namun dengan syarat yang lebih ketat, seperti bunga lebih tinggi atau tenor yang lebih pendek.
Kesimpulan
Kebijakan bank yang lebih selektif dalam memberikan kredit bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan dan mengurangi risiko kredit bermasalah. Dengan memprioritaskan nasabah kelas atas yang memiliki stabilitas finansial lebih baik, perbankan berharap dapat menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan lebih aman. Namun, langkah ini juga membuat akses kredit bagi masyarakat menengah ke bawah menjadi lebih terbatas, sehingga mereka perlu mencari opsi pendanaan lain yang lebih sesuai dengan kondisi keuangan mereka.