10 Februari 2025
Kesepakatan Indonesia untuk membeli rudal supersonik BrahMos dari India menarik perhatian internasional, termasuk dari China. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Beijing kurang senang dengan keputusan Jakarta tersebut. Namun, para ahli pertahanan menegaskan bahwa Indonesia memiliki hak penuh untuk memperkuat pertahanannya tanpa harus mendapat persetujuan dari negara lain.
Pembelian Rudal BrahMos oleh Indonesia
Indonesia secara resmi menandatangani kontrak pembelian rudal BrahMos dari India dalam upaya memperkuat sistem pertahanan maritimnya. Rudal ini dikenal sebagai salah satu rudal jelajah supersonik tercepat di dunia, dengan kemampuan menargetkan kapal perang dan infrastruktur strategis musuh dengan presisi tinggi.
Langkah ini merupakan bagian dari modernisasi alutsista Indonesia, terutama untuk memperkuat TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam menjaga kedaulatan wilayah maritim, termasuk di perairan strategis seperti Laut Natuna Utara.
Reaksi China dan Sikap Indonesia
Beberapa analis menilai bahwa China merasa kurang nyaman dengan pembelian ini karena BrahMos adalah proyek gabungan antara India dan Rusia. Selain itu, Indonesia memperkuat pertahanannya di tengah ketegangan regional yang melibatkan klaim China di Laut China Selatan.
Namun, pejabat Indonesia menegaskan bahwa pembelian ini dilakukan murni untuk kepentingan pertahanan nasional dan tidak ditujukan untuk memprovokasi pihak mana pun.
“Indonesia adalah negara berdaulat yang memiliki hak untuk memperkuat pertahanannya sendiri. Tidak ada alasan bagi negara lain untuk merasa terganggu dengan keputusan ini,” ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan RI.
Keunggulan Rudal BrahMos
BrahMos merupakan salah satu sistem persenjataan canggih yang sudah digunakan oleh India, Filipina, dan beberapa negara lain. Keunggulannya meliputi:
- Kecepatan tinggi: Mencapai Mach 2.8 hingga Mach 3, jauh lebih cepat dibanding rudal jelajah subsonik biasa.
- Kemampuan serangan presisi: Mampu menyerang target darat dan laut dengan akurasi tinggi.
- Jangkauan luas: Versi terbaru memiliki jangkauan hingga 450 km, memungkinkan Indonesia untuk mengamankan wilayah maritimnya dengan lebih baik.
Indonesia Tetap Netral
Indonesia selama ini menerapkan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, tanpa berpihak pada blok mana pun dalam geopolitik global. Pembelian BrahMos merupakan bagian dari upaya diversifikasi persenjataan, di mana Indonesia tidak hanya mengandalkan satu sumber, melainkan bekerja sama dengan berbagai negara, termasuk AS, Rusia, Korea Selatan, dan Eropa.
Dengan meningkatnya tantangan keamanan di kawasan, langkah Indonesia untuk memperkuat pertahanannya merupakan hal yang wajar. Keputusan ini pun selaras dengan kebutuhan modernisasi militer demi melindungi kedaulatan nasional.