16 Februari 2025
Pemerintah dan otoritas keuangan mengimbau perbankan untuk lebih selektif dalam menyalurkan kredit kepada perusahaan fintech dan startup. Langkah ini dianggap penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, mengingat sektor fintech dan startup memiliki karakteristik risiko yang lebih tinggi dibandingkan sektor usaha tradisional.
Tantangan Fintech dan Startup
Dalam beberapa tahun terakhir, fintech dan startup mengalami perkembangan pesat di Indonesia. Mereka menjadi katalis utama dalam meningkatkan inklusi keuangan serta mendorong inovasi teknologi di berbagai sektor. Namun, bisnis fintech dan startup memiliki risiko yang khas, seperti:
- Model Bisnis yang Belum Stabil
- Banyak fintech dan startup masih berada pada tahap pengembangan dengan model bisnis yang belum sepenuhnya matang. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menghasilkan keuntungan secara konsisten.
- Ketergantungan pada Pendanaan Eksternal
- Sebagian besar startup bergantung pada pendanaan eksternal, baik dari investor maupun pinjaman perbankan. Ketika arus pendanaan melambat, kemampuan mereka untuk bertahan dapat terancam.
- Risiko Tekanan Ekonomi Global
- Dengan ketidakpastian ekonomi global, seperti kenaikan suku bunga atau pelemahan mata uang, banyak perusahaan rintisan yang kesulitan menyesuaikan diri.
Imbauan untuk Selektivitas Kredit
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa perbankan harus melakukan penilaian risiko yang lebih mendalam sebelum menyalurkan kredit ke fintech atau startup. “Kita harus memastikan bahwa perusahaan yang menerima kredit memiliki fundamental bisnis yang kuat dan prospek yang jelas. Hal ini untuk menghindari potensi kredit bermasalah di masa depan,” ungkapnya.
Perbankan juga diimbau untuk lebih fokus pada pemberian kredit kepada perusahaan fintech dan startup yang sudah memiliki rekam jejak kinerja yang baik dan terbukti mampu memenuhi kewajiban finansial mereka.
Dampak Bagi Sektor Perbankan
Pendekatan yang lebih selektif ini dinilai dapat mengurangi risiko non-performing loan (NPL) di sektor perbankan. Selain itu, perbankan dapat menjaga kualitas portofolio kredit mereka dengan berfokus pada sektor yang memiliki potensi pertumbuhan stabil dan berkelanjutan.
Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa selektivitas yang terlalu ketat dapat memperlambat perkembangan ekosistem fintech dan startup. Untuk itu, diperlukan keseimbangan antara manajemen risiko dan dukungan terhadap inovasi.
Langkah yang Dapat Diambil Perbankan
Untuk menyesuaikan diri dengan imbauan ini, perbankan dapat melakukan beberapa langkah strategis, seperti:
- Kerjasama dengan Otoritas dan Pemangku Kepentingan
- Perbankan dapat bekerja sama dengan OJK, Bank Indonesia, dan asosiasi fintech untuk mendapatkan panduan dan informasi terkait perusahaan yang layak menerima kredit.
- Penggunaan Teknologi untuk Analisis Risiko
- Dengan memanfaatkan teknologi seperti big data dan kecerdasan buatan, bank dapat melakukan analisis risiko yang lebih mendalam dan akurat.
- Diversifikasi Portofolio Kredit
- Perbankan dapat mendiversifikasi portofolio mereka dengan menyalurkan kredit ke berbagai sektor usaha untuk mengurangi risiko konsentrasi.
Prospek Fintech dan Startup ke Depan
Meski menghadapi tantangan, fintech dan startup tetap memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Pemerintah dan otoritas keuangan berkomitmen untuk terus mendukung sektor ini melalui regulasi yang adil dan ekosistem yang kondusif.
Dengan pendekatan yang selektif dan kolaboratif, diharapkan fintech dan startup dapat terus berkembang tanpa menimbulkan risiko besar bagi sistem keuangan. Perbankan juga diharapkan dapat berperan sebagai mitra strategis yang mendukung inovasi sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.
Kesimpulan
Selektivitas perbankan dalam menyalurkan kredit ke fintech dan startup menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan sektor inovatif ini dan stabilitas sistem keuangan. Dengan sinergi yang baik antara perbankan, regulator, dan pelaku industri, ekosistem ekonomi digital Indonesia diharapkan dapat terus berkembang secara sehat dan berkelanjutan.