05 Maret 2025
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengungkit rencananya untuk mengakuisisi Greenland. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Trump mengatakan bahwa jika Greenland menjadi bagian dari AS, wilayah tersebut akan mendapatkan manfaat ekonomi besar. Pernyataan ini memicu perdebatan, mengingat wacana akuisisi Greenland pernah menjadi isu kontroversial saat Trump menjabat sebagai presiden.
Ambisi Lama Trump terhadap Greenland
Pada 2019, Donald Trump sempat menyatakan ketertarikannya untuk membeli Greenland, wilayah otonom Denmark yang terletak di Arktik. Menurutnya, wilayah itu memiliki potensi strategis dan ekonomi yang sangat besar. Namun, proposal tersebut ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Denmark, yang menegaskan bahwa Greenland bukan untuk dijual.
Kini, Trump kembali mengangkat isu tersebut, menyatakan bahwa jika akuisisi terjadi, AS dapat mengembangkan Greenland secara ekonomi dengan investasi besar. “Kami akan membuat kalian kaya,” ujar Trump dalam wawancaranya baru-baru ini. Ia menekankan bahwa kehadiran AS di Greenland akan membawa kemajuan infrastruktur, industri, dan lapangan kerja bagi warga setempat.
Reaksi dari Denmark dan Greenland
Pernyataan Trump kembali menuai respons dari pemerintah Denmark dan pemimpin Greenland. Perdana Menteri Denmark menegaskan bahwa Greenland tetap menjadi bagian integral dari Kerajaan Denmark dan tidak akan pernah dijual. Sementara itu, pemerintah Greenland menekankan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk mengelola masa depan mereka sendiri dengan kebijakan otonomi yang telah berjalan selama ini.
Beberapa warga Greenland juga menanggapi pernyataan Trump dengan skeptis. Meskipun ada yang mengakui bahwa AS dapat membawa investasi ekonomi, banyak yang khawatir bahwa akuisisi ini akan mengancam budaya dan hak-hak mereka sebagai penduduk asli.
Alasan Strategis di Balik Ketertarikan AS
Greenland memiliki posisi strategis di kawasan Arktik, yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan mineral langka. Selain itu, perubahan iklim yang mencairkan es di kawasan ini membuka peluang baru bagi eksploitasi sumber daya dan jalur pelayaran.
Bagi AS, memiliki Greenland dapat memberikan keuntungan strategis dalam persaingan geopolitik dengan Rusia dan China, yang juga menaruh perhatian besar terhadap wilayah Arktik. Oleh karena itu, meskipun rencana Trump mendapat banyak penolakan, ketertarikan AS terhadap Greenland kemungkinan masih akan berlanjut di masa depan.
Kesimpulan
Pernyataan terbaru Donald Trump tentang rencana akuisisi Greenland kembali mengundang kontroversi. Meskipun ia mengklaim bahwa AS dapat membawa kekayaan bagi warga Greenland, pemerintah Denmark dan Greenland tetap menolak keras gagasan tersebut. Dengan potensi strategis dan sumber daya alam yang dimiliki, Greenland akan terus menjadi perhatian dalam dinamika geopolitik global.